ARTIKUJT E FUNDIT

Cara Mudah Mengelola Sampah Organik Dengan Biopori

Sampah organik merupakan salah satu jenis sampah yang paling banyak dihasilkan oleh masyarakat di Indonesia. Sampah organik ini dapat berasal dari sisa makanan, daun-daunan, ranting-ranting, dan sebagainya.

Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), dari 17 juta ton timbulan sampah nasional Indonesia pada tahun 2023, 51,6% diantaranya berasal dari sisa makanan dan kayu/ranting/daun.

Salah satu cara untuk mengelola sampah organik adalah menggunakan lubang biopori.

Apa itu Lubang Biopori?

Biopori adalah lubang yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter sekitar 10-30 cm dan kedalaman 60-100 cm. Lubang ini diisi dengan sampah organik, yang nantinya akan terurai secara alami oleh cacing tanah dan mikroorganisme lainnya.

Sistem biopori dikembangkan oleh Dr. Kamir R. Brata, seorang ahli lingkungan dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 1992.

Ini terinspirasi dari aktivitas organisme tanah, seperti cacing tanah, akar tanaman, rayap, semut, dan fauna tanah lainnya. Aktivitas organisme ini membentuk lubang-lubang di dalam tanah untuk menciptakan aerasi dan meningkatkan daya resap air hujan ke dalam tanah.

Cara Mengolah Sampah Organik Dengan Biopori

Berikut cara mengolah sampah organik dalam biopori:

  • Siapkan pipa PVC diameter 10 cm yang sudah dilubangi sisi-sisinya, beserta penutup pipa.
  • Pilihlah lokasi yang tepat untuk membuat biopori. Lokasi yang ideal adalah di halaman rumah, taman, atau lahan kosong. Lokasi tersebut harus memiliki drainase yang baik dan tidak tergenang air.
  • Bersihkan lokasi dari rumput liar, lalu buat lubang biopori dengan menggunakan sekop atau bor tanah. Usahakan lubangnya tegak lurus.
  • Masukkan pipa PVC ke dalam lubang.
  • Isi lubang biopori dengan sampah organik, seperti sisa makanan, daun-daunan, rumput dan ranting-ranting.
  • Tutup lubang dengan tutup pipa PVC yang sudah dilubangi terlebih dahulu.

Catatan: Lubang biopori ini bisa diisi dengan sampah organik secara bertahap, dengan interval pengisian setiap lima hari, hingga lubang terisi penuh dengan sampah. Setelah penuh, biarkan selama tiga bulan untuk memungkinkan proses dekomposisi berlangsung dan menghasilkan kompos. 

Setelah tiga bulan, angkat kompos yang sudah jadi dari lubang biopori, dan lubang tersebut dapat diisi kembali dengan sampah baru. Kompos yang dihasilkan siap digunakan sebagai pupuk organik untuk memupuk tanaman yang tumbuh di halaman rumah.

Manfaat Lubang Biopori Lainnya

Selain sebagai tempat pembuangan dan pengomposan limbah organik, biopori memiliki banyak manfaat lainnya bagi lingkungan, antara lain:

Mengurangi pencemaran lingkungan: Dengan memasukkan sampah organik ke dalam biopori, maka itu tidak akan menghasilkan gas metana, yaitu gas rumah kaca yang dapat menyebabkan pemanasan global.

Mencegah banjir: Lubang biopori membantu mengurangi risiko banjir dengan meningkatkan penyerapan air hujan ke dalam tanah. Ini membantu mengontrol aliran air di permukaan dan mengurangi genangan air.

Mengendalikan erosi tanah: Dengan meningkatkan penyerapan air hujan dan mengurangi genangan air, lubang biopori membantu mengendalikan erosi tanah.

Meningkatkan kesuburan tanah: Lubang biopori meningkatkan infiltrasi air tanah. Selain itu, bahan organik yang dimasukkan ke dalam Biopori akan menambahkan unsur hara dan bahan organik ke tanah. Semua ini membantu menyuburkan tanah, mendukung pertumbuhan tanaman, dan menjaga kelembaban tanah. 

Kreatif dan Ramah Lingkungan: Jam Tangan Estetik ini Terbuat Limbah Kayu

Jika berada di tangan yang tepat, bahkan limbah yang biasanya berakhir di tempat sampah, bisa diubah menjadi sesuatu indah dan bernilai ekonomi.

Itulah yang dilakukan oleh Ryssa Putri, wanita berusia 24 tahun asal Blitar. Dia menekuni usaha pembuatan jam tangan estetik, dengan memanfaatkan limbah kayu maple.

Limbah kayu maple ini dibeli dari salah satu produsen di Kediri. Itu kemudian dirakit dengan berbagai desain yang unik. Untuk menambah nilai estetika jam tangan buatannya, Ryssa, atau yang akrab disapa Ica, menggunakan strap yang mudah dibongkar pasang. Ini hadir dalam berbagai pilihan warna, sehingga pembeli bisa menyesuaikan dengan warna favorite dan personal color mereka.

Ica mengaku menghabiskan waktu sekita 4 jam untuk merakit satu jam tangan. Dengan bantuan dua orang temannya, mereka bisa memproduksi hingga 100 jam tangan dalam seminggu.

Untuk pemasarannya, Ica menawarkan jam tangan dari limbah kayu ini secara online, melalui media sosial dan marketplace. Selain itu, dia juga sering mengikuti pameran dan event lainnya.

Adapun harganya, jam tangan ini dijual seharga Rp 300.000, sudah termasuk box dan strapnya.

Dilansir dari DetikJatim, Ica mulai menekuni usaha ini sejak tahun 2022. Dia memberanikan diri untuk merintis usaha usaha jam tangan dari kayu dengan menerapkan ilmu desain produk yang dipelajarinya dari Universitas.

Selain itu, dia pernah mengikuti magang di sebuah perusahaan, dan dari sana dia belajar dasar-dasar pembuatan jam tangan. Apalagi, Ica sudah memiliki kecintaan tersendiri pada jam tangan.

Berkat usahanya, Ica bisa mendapatkan untung hingga Rp4 juta per bulan. Dan yang lebih penting, proses transformasi limbah kayu menjadi jam tangan estetik ini merupakan langkah inovatif dalam pelestarian lingkungan dan meminimalkan dampak negatif limbah terhadap lingkungan.

Masker Bedah Didaur Ulang untuk Hasilkan Gas Kaya Hidrogen

Masker bedah telah menjadi barang yang sangat umum dalam kehidupan sehari-hari kita selama pandemi COVID-19. Meskipun dunia telah berhasil melewati masa kritis ini, limbah masker medis ini masih menjadi masalah bagi lingkungan.

Namun, peneliti dari Kaunas University of Technology (KTU) dan Lithuania Energy Institute, berhasil menemukan cara untuk mengubah limbah masker bedah menjadi produk energi bersih, melalui teknik gasifikasi.

Gasifikasi adalah proses konversi bahan bakar padat seperti biomassa atau limbah organik menjadi gas sintetis (syngas). Komposisi syngas terdiri atas beberapa gas, seperti hidrogen, karbon dioksida , karbon monoksida, dan metana.

“Ada dua cara untuk mengubah limbah menjadi energi—dengan mengubah limbah padat menjadi produk cair, atau gas,” kata Samy Yousef, kepala peneliti di Kaunas University of Teknologi, Lituania.

Untuk gasifikasi masker medis, para peneliti menerapkan gasifikasi plasma pada masker wajah FFP2 yang rusak, yang sebelumnya diparut menjadi ukuran partikel yang seragam, dan kemudian diubah menjadi butiran yang dapat dikontrol dengan mudah selama perawatan.

Setelah melakukan serangkaian percobaan, para peneliti berhasil memperoleh syngas dengan kandungan hidrogen yang tinggi.

Hasil hidrogen tertinggi diperoleh pada S/C (rasio uap terhadap karbon) sebesar 1,45. Secara keseluruhan, syngas yang diperoleh menunjukkan nilai kalor 42% lebih tinggi dibandingkan yang dihasilkan dari biomassa.

Hasil penelitian ini dipublikasikan di International Journal of Hydrogen Energy. Peneliti yakin bahwa metode daur ulang limbah masker bedah yang mereka usulkan memiliki potensi besar untuk dikomersialkan.

Cara Membuat Pupuk Cair dari Air Cucian Beras

Sebagai orang yang menjadikan nasi sebagai makanan pokok, kita menghasilkan limbah air cucian beras setiap hari. Limbah ini berasal dari proses pencucian beras sebelum dimasak, untuk menghilangkan debu dan kotoran yang mungkin ada di dalamnya.

Mungkin karena kita mengapa ini kotor, maka kita cenderung membuang limbah ini begitu saja. Padahal, air cucian beras kaya akan nutrisi yang dapat membantu tanaman tumbuh subur.

Menurut Theplantmail.com.au, air cucian beras mengandung mineral penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Selain itu, pati dalam air beras juga menyediakan karbohidrat bagi tanaman yang dapat disimpan dalam membran sel tanaman sebagai sumber energi. Ini juga mengandung bakteri menguntungkan yang dapat meningkatkan kesehatan tanah

Pemanfaatan air beras sebagai pupuk alami dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, memperkuat akar, meningkatkan ketahanan terhadap hama dan penyakit, dan memperbaiki struktur tanah. Ini bahkan dapat meningkatkan cita rasa buah dan sayur. 

Cara Membuat Pupuk Cair dari Air Beras

Untuk membuat pupuk air beras, kamu membutuhkan beras, air, bioaktivator EM4, molase atau larutan gula merah atau gula pasir dan wadah tertutup.

Berikut cara membuat pupuk dari air beras, seperti yang disosialisasikan oleh KKN Tematik UNDIP di Desa Ngrapah, Kecamatan Banyubiru, Semarang pada 17 Desember 2023 lalu:

  • Cuci beras dengan air seperti biasa, dan kumpulkan airnya.
  • Campurkan air cucian beras dengan bioaktivator EM4 dan larutan gula. Takarannya adalah 10ml bioaktivator EM4 dan 10 ml larutan gula untuk 1 liter air beras.
  • Simpan campuran tersebut dalam wadah tertutup.
  • Biarkan terfermentasi selama 14 hari.
  • Setelah 14 hari, pupuk organik cair siap digunakan. 

Limbah Pohon Zaitun Jadi Bahan Alternatif untuk Suku Cadang Mobil

Produsen mobil asal Amerika Serikat, Ford sedang berupaya untuk mengurangi penggunaan plastik, dengan memanfaatkan limbah pohon zaitun dan biokomposit untuk membuat suku cadang mobil.

Inisiatif ini terinspirasi oleh uji coba yang dilakukan sebagai bagian dari proyek COMPOlive. Proyek ini bertujuan untuk membawa perubahan lingkungan dalam produksi zaitun melalui daur ulang dan dukungan terhadap ekonomi sirkular.

Limbah pohon zaitun yang digunakan oleh Ford adalah cabang, ranting, kulit dan daun, yang tersisa dari proses produksi minyak zaitun. Bahan-bahan ini diperoleh dari kebun zaitun di Andalusia, Spanyol, sebuah wilayah yang diyakini memiliki produksi minyak zaitun tertinggi di dunia, menurut pemerintah daerah setempat. 

Selanjutnya, Ford menguji kegunaan dan daya tahan suku cadang mobil yang dihasilkan dari limbah pohon zaitun di kantor pusat Ford Eropa di Cologne, Jerman.

Dalam pengujiannya, para insinyur menggunakan teknologi simulasi untuk menilai kegunaan pohon zaitun dalam hal daya tahan, kekuatan, dan kemampuan untuk dibentuk. Setelah dikonfirmasi, mereka melanjutkan dengan pembuatan prototipe pijakan kaki, yang terdiri dari 40 persen serat dan 60 persen plastik polipropilen daur ulang.

Prototipe ini ditempatkan di dalam mesin yang mengubahnya menjadi suatu zat. Bentuk cairnya dipanaskan, dan menggunakan injektor, dibentuk menjadi bentuk bagian-bagian mobil yang dipilih.

Ford mengklaim bahwa selama tahap pengujian, para insinyur berhasil memproduksi suku cadang mobil yang kuat dan tahan lama. Dilansir dari Designboom.com, Ford kini sedang menjajaki produksi massal suku cadang mobil yang terbuat dari limbah pohon zaitun untuk digunakan pada kendaraan listrik.

Dalam sebuah pernyataan, Ford memuji penggunaan limbah pohon zaitun untuk membuat suku cadang mobil, karena dapat membantu mengurangi penggunaan plastik dalam pembuatan suku cadang. Selain itu, langkah ini berkontribusi terhadap udara yang lebih bersih di daerah setempat dengan menghindari pembakaran sebagai sarana pembuangan limbah. 

PGN Hadirkan Solusi Energi Terbarukan dari Limbah Kelapa Sawit

PT PGN Tbk, subholding Gas PT Pertamina (Persero), terus berinovasi untuk menghadirkan solusi energi terbarukan bagi masyarakat Indonesia. Salah satu inovasi terbaru yang dilakukan PGN adalah memanfaatkan Bio-CNG dari limbah kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME).

Bio-CNG (Compressed Natural Gas) adalah bentuk gas alam terkompresi yang dihasilkan melalui proses pengolahan biomethane atau gas metana, yang berasal dari sumber biomassa atau limbah organik.

Pengembangan Bio-CNG dari limbah kelapa sawit ditangani oleh PT KIS Biofuels Indonesia (KIS), dan akan disalurkan ke anak perusahaan PGN, PT Gagas Energi Indonesia (Gagas).

Untuk langkah awal, KIS akan menyalurkan sekitar 36.500 MMBTU Bio-CNG kepada Gagas di tahun pertama. Setelah itu kebutuhan akan disesuaikan, dan bisa meningkat hingga 100 persen pada tahun kelima.

Menurut Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari, kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PGN dan KIS dalam ajang G20 di Bali pada tahun 2022. Dia menjelaskan bahwa ini merupakan wujud komitmen PGN untuk memperluas pemanfaatan energi yang ramah lingkungan, dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh Indonesia, serta menjadi contoh dalam pemanfaatan sumber baru terbarukan yang sustainable.

“Kerja sama pemanfaatan Bio-CNG antara Gagas dan KIS untuk pelanggan ritel adalah langkah baru yang kami lakukan untuk mendukung pemerintah guna mencapai target Net Zero Emission (NZE) di 2060,” kata Rosa, seperti dikutip dari keterangan resminya, Jumat (12/1/).

Berdasarkan rencana PGN, Bio-CNG akan dimanfaatkan sebagai alternatif untuk meningkatkan pasokan gas bumi di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan sekitarnya. Bio-CNG memiliki karakter yang mirip dengan gas bumi yang dialirkan oleh PGN. Hal ini memungkinkan fleksibilitas mekanisme swap (tukar) antara dua jenis komoditas tersebut, termasuk pemanfaatan infrastruktur yang dimiliki oleh PGN.

Pengembangan proyek Bio-CNG memiliki potensi besar untuk menjadi sumber energi terbarukan yang dapat berperan dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan memberikan dampak positif terhadap lingkungan. Melalui inovasi ini, kita dapat menjauhkan diri dari pola konvensional yang merugikan lingkungan, sambil mendorong peralihan menuju pemanfaatan sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Hyundai Berencana Ubah Limbah Makanan dan Plastik jadi Bahan Bakar Hidrogen

Perusahaan otomotif Korea Selatan Hyundai telah mengungkapkan rencana untuk mengubah limbah makanan dan plastik menjadi hidrogen. Strategi baru ini diumumkan dalam pameran teknologi CES 2024 di Las Vegas, Nevada, pada 8 Januari lalu.

Untuk memproduksi hidrogen, perusahaan ini akan fokus pada metode Waste-to-Hydrogen. Ini melibatkan fermentasi sampah organik, seperti makanan dan kotoran ternak, untuk menghasilkan biogas. Biogas kemudian diolah untuk menangkap CO2 dan menghasilkan hidrogen.

Perusahaan ini sudah menjajaki W2H di Indonesia, dan mencari lokasi yang tepat di Jawa Barat untuk mini-hub produksi, yang akan menggunakan limbah dari warga lokal.

Untuk sampah plastik, Hyundai akan menggunakan metode Plastic-to-Hydrogen. Metode ini bekerja dengan mencairkan sampah plastik yang tidak dapat didaur ulang, mengubahnya menjadi gas, kemudian menghilangkan unsur-unsur yang tidak penting hingga menghasilkan hidrogen.

“Hidrogen bersih harus diperuntukkan bagi semua orang, menggerakkan segalanya, dan tersedia di mana saja,” kata presiden dan CEO Hyundai Motor Company, Jay Chang.

Menurut laporan Electrek.co, perusahaan ini berencana untuk menggunakan hidrogen di sejumlah kendaraan, mulai dari mobil penumpang hingga bus dan truk, serta trem, kapal, pembangkit listrik, mobilitas udara tingkat lanjut, dan peralatan khusus.

Sel bahan bakar hidrogen memiliki potensi sebagai sumber energi bersih karena hanya menghasilkan produk sampingan berupa uap air, bukan emisi karbon.

Limbah Kelapa Sawit Berpotensi Dimanfaatkan untuk Diagnosa Emboli Paru-paru

Limbah kelapa sawit memiliki potensi untuk dimanfaatkan dalam diagnosa emboli paru, berdasarkan penelitian baru oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Penelitian ini mengusulkan metode inovatif untuk pencitraan ventilasi paru-paru dengan memanfaatkan nano aerosol karbon bertanda 99mTc yang dihasilkan dari generator komersial. Keunikan pendekatan ini terletak pada penggunaan limbah kelapa sawit sebagai bahan baku nano aerosol karbon.

Nano aerosol karbon adalah partikel karbon yang sangat kecil, diukur dalam skala nanometer. Aerosol sendiri merujuk pada partikel-partikel yang terdispersi dalam medium gas, seperti udara.

Partikel karbon ini seringkali diberi tanda radioaktif seperti 99mTc agar dapat dilacak dalam proses pencitraan medis. Penggunaan nano aerosol karbon bertanda 99mTc membantu dalam mendapatkan gambaran yang jelas tentang ventilasi paru-paru, memungkinkan diagnosis dan pemantauan kondisi pernapasan dengan lebih akurat.

“Penegakan diagnosa yang tepat sangat penting bagi pasien yang diduga mengalami emboli paru, sehingga dapat dilakukan stratifikasi risiko dan pengobatan yang tepat pada pasien,” kata Indra Saptiama, Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetri BRIN, dikutip dari Brin.go.id.

Dalam studinya, peneliti telah melakukan serangkaian tahapan, mulai dari pembuatan nanopartikel sawit, formulasi serbuk pembawa nanopartikel karbon, penandaan Tc-99m pada nanopartikel karbon, dan uji cellular uptake pada sel kanker dan normal paru-paru. Dari semua tahapan ini ditemukan bahwa pada sel kanker terjadi lebih banyak ikatan dengan karbon dibandingkan dengan sel normal.

Indra menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh komposisi lipid yang lebih besar pada sel kanker. Selain itu, penandaan nanopartikel karbon dengan 99mTc juga berhasil dengan sangat baik, mencapai persentase penandaan sebesar 96,69 persen, dengan kemurnian radiokimia di atas 99 persen.

Di masa depan, Indra berencana untuk melakukan optimasi lebih lanjut guna meningkatkan ukuran partikel karbon dari limbah kelapa sawit. Salah satu metodenya adalah dengan mengoptimalkan parameter pada proses spray-dry.

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan pengujian sitotoksisitas in vitro untuk menguji keamanan nanopartikel karbon lebih lanjut untuk dilakukan pengujian pada hewan coba.

Emboli paru merupakan kondisi ketika Emboli atau gumpalan darah menyumbat pembuluh darah di paru-paru. Hal ini dapat mengganggu aliran darah dan oksigen, sehingga menyebabkan gejala serius seperti sesak napas, nyeri dada, atau bahkan kegagalan pernapasan.

Dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit sebagai sumber bahan dalam mendeteksi emboli paru, metode ini tidak hanya mencapai pencapaian di bidang kesehatan tetapi juga menciptakan solusi yang ramah lingkungan.

7 Ide Sederhana untuk Memanfaatkan Kulit Jeruk

Kulit jeruk memiliki aroma yang segar, sedikit asam, dan menenangkan. Hal ini kadang membuat kita mencari-cari cara untuk memanfaatkannya, alih-alih membuangnya ke tempat sampah, yang bisa berkontribusi pada pelepasan gas metana ke atmosfer.

Dan ternyata, ada begitu banyak hal menakjubkan yang bisa kita buat dengan kulit jeruk, mulai dari resep, produk kecantikan, hingga cairan pembersih. Mari kita lihat hal sederhana yang bisa dibuat dengan memanfaatkan kulit jeruk!

Permen

Permen dari kulit jeruk memiliki rasa yang unik, karena asam dan manis tercampur jadi satu. Cara membuatnya, rebus kulit jeruk dalam air selama sekitar 25 menit, lalu keringkan. Selanjutnya, didihkan 1/2 gelas air dan tambahkan 1/4 gula, aduk hingga larut. Campur larutan gula dengan kulit jeruk kering, dan didihkan kembali. Kecilkan apinya dan biarkan mendidih 15 menit. Setelah itu, tata di rak kawat dan biarkan kering.

Lilin Beraroma

Potong kulit jeruk hingga membentuk cangkir, dan biarkan urat di tengahnya tetap utuh, karena akan difungsikan sebagai sumbu. Isi cangkir dengan minyak zaitun, bakar bagian urat dan nikmati aromanya yang luar biasa!

Lip Balm

Atasi bibir kering dan tangan kasar dengan lip Balm dari kulit jeruk. Yang kamu butuhkan hanya kulit jeruk, shea butter, dan cocoa butter.

Cairan Pembersih

Kulit jeruk mengandung d-Limonene, senyawa alami yang mampu memecah minyak dan lemak. Ini membuatnya cocok digunakan sebagai agen pembersih. Untuk membuatnya, rendam kulit jeruk dengan cuka putih dalam toples tertutup. Biarkan setidaknya selama dua minggu. Setelah itu, saring dan gunakan larutan tersebut untuk membersihkan dapur.

Mengusir Hama di Kebun

D-Limonene juga bisa membunuh semut dan kutu daun. Tempatkan kulit jeruk atau lemon di sekitar tanaman yang terkena kutu daun atau sobek kulitnya dan gantung di batang dekat area yang terkena kutu daun.

Mengusir Serangga di Rumah

Nyamuk, kecoa, dan sejenisnya tidak tahan dengan bau jeruk. Haluskan kulit kering dan air, lalu simpan campuran tersebut dalam botol semprot untuk mengusir serangga secara alami.

Campur Dengan Teh

Cincang kulit jeruk menjadi potongan kecil. Simpan di atas loyang selama 1 hingga 2 hari sampai kering. Untuk membuat teh, campurkan kulit jeruk kering dengan teh hitam. Kamu juga bisa menambahkan rempah seperti adas, kapulaga, kayu manis, jahe atau cengkeh.

Mengenal Aquafaba: Alternatif Telur dari Limbah Dapur 

Aquafaba merupakan salah satu cara untuk mengurangi limbah dapur, dengan memanfaatkan bahan yang biasanya kita buang, menjadi hidangan lezat.

Apa Itu Aquafaba?

Aquafaba secara harfiah berarti “air kacang” dalam bahasa Latin. Ini merupakan pengganti telur dan putih telur yang sangat baik, sehingga cocok untuk siapa saja yang alergi terhadap telur atau vegan.

Cairan ini diperoleh dari air sisa dari kacang polong kaleng, atau rebusan kacang polong. Ini memiliki ciri khas kental, agak lengket, dan berbusa jika dikocok, sama seperti putih telur.

Karakteristik inilah yang menjadikannya pilihan ideal sebagai pengganti telur dalam pembuatan makanan berbasis telur, seperti mousse, marshmallow, pavlova, dan berbagai kue yang memerlukan struktur yang stabil dan lembut. Selain itu, aquafaba juga dapat digunakan dalam pembuatan mayonaise, aioli, dan berbagai saus lainnya.

Menurut biggerbolderbaking.com, restoran vegan mewah bahkan menggunakannya sebagai pengganti putih telur dalam koktail klasik seperti wiski asam atau gin fizz yang enak, dan bahkan bisa digunakan dalam cappuccino!

Apakah Aquafaba Memiliki Manfaat Kesehatan?

Aquafaba mengandung sejumlah nutrisi penting yang mendukung kesehatan tubuh, termasuk vitamin B6 dan B9 (folat). Kedua vitamin ini berperan penting dalam metabolisme sel dan pembentukan DNA, serta dapat membantu menjaga kesehatan otak dan sistem saraf. Selain itu, folat sangat penting bagi ibu hamil untuk mencegah cacat tabung saraf pada janin.

Ini juga mengandung zat besi, yang merupakan komponen penting untuk membantu transportasi oksigen dalam tubuh, yang sangat dibutuhkan untuk menjaga daya tahan tubuh dan mencegah anemia. Ada juga Fosfor, mineral esensial yang berperan dalam pembentukan tulang dan gigi, serta mendukung fungsi sel dan jaringan.

Tak hanya itu, aquafaba juga mengandung lemak sehat, seperti asam linoleat dan oleat. Asam lemak ini memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan jantung dan dapat membantu mengatur kadar kolesterol. Oleat juga dikenal memiliki efek positif terhadap kesehatan kardiovaskular.

Manfaat Lingkungan

Penggunaan aquafaba bisa membantu mengurangi limbah dapur, karena kita memanfaatkan bahan yang sebelumnya sering kita buang.

Dengan demikian, dengan menggunakan aquafaba, kita tidak hanya mendapatkan hasil masakan yang lezat dan sehat, tapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan, meskipun tampak seperti hal sederhana.